Barangka.com – Alhamdulillah, pada hari ini tanggal 19 Mei 2018 telah menyelesaikan puasa Ramadhan yang ketiga. Semoga puasa, sholat tarwih, qiamul lail, bacaan quran, dan amalan-amalan lain selama tiga hari terakhir ini diterima disisi Allah SWT.
Tujuan akhir dari puasa adalah agar menjadi insan yang bertaqwa. Yang kita pahami selama ini bahwa ber”taqwa” adalah berupaya untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang semakna dengan pengertian di atas adalah “bagaimana disetiap aktivitas kita selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT”, sehingga puasa menjadi salah satu sarana penting untuk menuju ke arah “taqwa”. Dengan demikian di dalam pelaksanaan puasa ini ada sebuah proses merubah kualitas hidup, spiritualitas, kepribadian, perilaku, emosionalitas, dan aspek kehidupan lainnya, sehingga pada akhir Ramadhan akan lahir insan-insan yang memiliki sifat “Taqwa” sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran (Al-Baqaroh 183) maupun Hadist-hadist Rasulullah terkait dengan puasa Ramadhan. Namun demikian, dalam sejumlah hadist juga disebutkan bahwa ada sejumlah golongan manusia yang di dalam proses pelaksanaan puasa, hanya memperoleh lapar dan dahaga saja. Hal ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan tidak memberikan efek perubahan kearah yang lebih baik dalam berbagai hal sebagaimana disebutkan di atas.
Terkait dengan ulasan di atas, perumpamaan berikut ini bisa menjadi renungan sederhana dalam pelaksanaan puasa kita, sehingga berbagai koreksi perbaikan dapat dilakukan diawal-awal Ramadhan kali ini, yaitu “Puasa Ular” dan “Puasa Ulat”.
A. PUASA ULAR
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala. Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus *berpuasa* tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah *puasanya selesai*, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Pelajaran dari puasa ular adalah:
- Wajah* ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
- Nama* ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ular.
- Makanan* ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
- Cara bergerak* sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
- Tabiat dan sikap* sebelum dan sesudah puasa tetap sama atau bahkan mungkin akan lebih ganas dari sebelumnya.
B. PUASA ULAT
Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Bagi petani, kehadiran ulat pada tanaman pertanian sangat tidakdiharapkan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia melakukan perubahan dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon/kepompong sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama ”kupu-kupu”.
Pelajaran dari model puasa ulat adalah:
- Wajah* ulat sesudah puasa berubah “indah mempesona”
- Nama* ulat sesudah puasa berubah menjadi “kupu-kupu”.
- Makanan* ulat sesudah puasa berubah “mengisap madu”.
- Cara bergerak* ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah “terbang” di awang-awang.
- Tabiat* dan *sifat* berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu “penyerbukan bunga”.
Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa dan mampu menjadi “khairunnaas anfa'uhum linnaas” (sebaik-baik manusia ialah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lainnya). Fitrah manusia selalu mengarahkan pada sesuatu yang baik yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Saat inilah (Ramadhan) kesempatan yang tepat untuk berupaya memperbaiki diri. Lupakanlah Ramadhan yang telah kita lalui sebelumnya dan berhentilah berangan-angan untuk berjumpa dengan Ramadhan tahun depan. Pelajaran (ibroh) begitu banyak di sekeliling kita. Orang yang kita cintai, keluarga, sahabat, tetangga yang sebelumnya bersama-sama berpuasa, sholat tarwih, dan tadarusan bersama kita pada Ramadhan sebelumnya, tetapi Ramadhan kali ini kita tidak bersama dengan mereka lagi karena Allah telah mewafatkan mereka. Inilah nikmat dan kasih sayang Allah yang luar biasa karena masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan 1439H. Bersegeralah….
WallahuA’lam…
#AyoLebihBaik